Rabu, 06 Juni 2012

MANUSIA DAN CINTA KASIH


*Manusia dan Agama*

Dalam lima sampai puluhan tahun terakhir ini kerusuhan antar agama, main hakim sendiri atau perusakan milik orang lain yang dianggap melanggar kaidah, bahkan sampai pengeboman tempat-tempat ibadah sangat membuat kita menjadi tidak nyaman. Bahkan sampai penganut agama Islam disebut sebagai “teroris” karena selama ini yang melakukan pengeboman di tempat-tepat ibadah seperti gereja adalah umat Islam. Sampai saat ini masih banyak di antara kita yang membeda-bedakan antar sesama, seperti memilih teman yang hanya seiman atau seagama, selalu menjelek-jelekkan agama lain, dan masih banyak lagi.


Saya ingin menceritakan beberapa kisah tentang perbedaan agama yang juga diangkat dalam sebuah film yang berjudul “Tanda Tanya”. Di sebuah wilayah tua di kota Semarang, ada masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari sebuah gereja Katolik yang cukup megah. Di sana memang selalu memiliki anggota keluarga yang beretnis atau memeluk agama lain, hal ini tidak pernah menjadi masalah sejak dulu, bahkan sudah berjalan seperti biasa.

Ada satu keluarga pemeluk agama Konghucu yang memiliki restoran Cina yang bernama Tan Kat Sun, tetapi dia sangat menghormati agama lain yang tinggal di sekitar rumahnya, cara memasak dan semua peralatan masaknya dipisah antara yang halal dan haram. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang sangat berbeda prinsip dengannya yang bernama Ping Hen. Karena ia sudah tua dan sakit-sakitan, maka ia menyerahkan usaha rumah makannya itu kepada anaknya yang tadinya tidak mau meneruskan usaha orangtuanya itu. Semua kebijakan-kebijakan yang selalu diterapkan kepada anak buahnya yang menganut agama Islam dilanggar, seperti tidak memberikan waktu untuk beribadah, dan hanya memberika hari libur satu hari ketika Hari Raya Lebaran dengan alasan bisnis. Ketika itupun restorannya dihancurkan oleh warga sekitar yang sebagian besar menganut agama Islam, karena ada keluarga mereka yang bekerja di restoran itu tidak mendapatkan hari libur lebih yang biasanya lima hari menjadi satu hari. Pemilik restoran yang sedang sakit pun ikut terpukul dan akhirnya meninggal oleh salah seorang warga yang bernama Soleh, ia mempunyai istri yang bekerja di restoran Cina tersebut yang bernama Menuk. Sebelum Menuk menikah dengan Soleh, Menuk pernah menjalin cinta dengan Ping Hen. Menuk memilih menikah dengan Soleh karena Soleh seiman dengannya, dan ia pun rajin beribadah. Sehingga Ping Hen dan Soleh tidak pernah bersahabat, bahkan saling mengejek ketika mereka bertemu.

Selain itu, ada seorang janda beranak satu yang meneruskan usaha toko buku milik keluarga yang bernama Rika, Rika belajar agama Katolik, ingin masuk keagama Katolik dan ingin dibaptis. Sementara itu, anaknya yang bernama Abi tetap didorong untuk terus memperdalam agama Islam. Rika bersahabat dengan Surya, seorang  laki-laki yang mempunyai keinginan untuk menjadi aktor hebat tetapi nasib berkata lain, ia hanya mendapatkan peran-peran kecil seperti figuran. Karena Surya tidak mempunyai uang, ia tidak dapat membayar kost dan akhirnya tinggal di masjid. Di film ini sangat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sebenarnya semu, khotbah Ustad ataupun Pastor intinya sama. Ketika hari menjelang Paskah, Rika menawarkan Surya untuk mengikuti casting di gereja tempat Rika beribadah untuk mengisi acara Paskah yang biasanya diadakan drama pensaliban Yesus. Setelah Surya mengikuti casting tersebut, ia diterima sebagai peran utama, yaitu sebagai Yesus. Surya yang menganut agama Islam pun merasa bingung, dan akhirnya ia bertanya kepada seorang Ustad. Ustad itu menjelaskan bahwa “yang terpenting adalah yang ada di dalam dirinya.” Tujuan Surya menerima peran itu adalah hononarium.

Saat itu, rumah tangga Menuk dan Soleh terguncang, Soleh merasa tidak pantas menjadi seorang suami karena saat itu Menuk lah yang mencari nafkah untuk keluarganya. Dan pada akhirnya Soleh mendapatkan pekerjaan yang kemungkinan akan membahayakan dirinya. Ketika ada acara di gereja, Menuk dan karyawan-karyawan restoran Cina tersebut ditugaskan untuk mengurusi konsumsi untuk pemeran-pemeran drama tersebut. Soleh pun mendapat pekerjaan untuk menjaga gereja tersebut, untuk menghindari adanya pengeboman. Ketika itu Soleh masuk ke dalam gereja dan melihat ada sebuah kardus yang ternyata berisi bom. Dengan berfikir panjang akhirnya Soleh membawa bom itu keluar gereja dan akhirnya meledak dipelukan Soleh. Soleh pun meninggal atas kejadian tersebut.

Kehancuran restoran milik orangtua Ping Hen membuat ia sadar dengan kebijakan-kebijakan ayahnya itu. Akhirnya Ping Hen memperbaiki restorannya yang hancur dan mengubahnya dengan restoran Cina Halal. Ping Hem mulai belajar tentang agama Islam dan akhirnya Ping Hem menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam. Ping Hen dan Menuk pun menikah dan menjalin rumah tangga dengan bahagia. Surya dan Rika pun juga menikah. Walaupun mereka menikah dengan agama lain, tetapi mereka sangat menghargai dan menghormati kewajiban-kewajiban pasangan mereka. Dan akhirnya wilayah tua itupun menjadi damai dan tidak ada lagi yang saling mengejek antar agama, dan semuanya menyatu tanpa membeda-bedakan agama.

Dalam kisah ini, dapat disimpulkan bahwa kita harus saling menghargai, menghormati agama lain, dan tidak membeda-bedakannya. Karena Tuhan kita pun tidak menyukai adanya perselisihan.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat adil kepada orang kafir yang tidak memusuhimu” (QS. Al-Mumtahanah : 8)

“Kasihilah sesamamu, seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” (Matius 22 : 36-40)

“Cinta sejati tidak pilih kasih, tidak bersyarat, tidak melekat, dan selalu ingin berbagi pada sesama” (Budhist)

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Rofatul Widad. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger