ROFATUL WIDAD
58411242 - 4IA12
Tugas Softskill SDM dan Organisasi
1. Definisi
Konsep Sumber Daya Manusia
· Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi
(disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
· Sumber Daya
Manusia adlah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya.
· Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal
(non material/non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi.
· Manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk social yang adaptif dan transformative yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjut.
2. Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan dari
beberapa orang yang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama
Adapun terdapat beberapa macam bentuk struktur
organisasi yaitu :
1) Fungisonal
Orang-orang
dikelompokkan ke dalam departemen-departemen menurut kesamaan keterampilan dan
aktivitas-aktivitas saja.
Keunggulan Fungsional:
·
Penggunaan
sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
·
Spesialisasi keterampilan
yang mendalam dan pengembangan
·
Kemajuan karier
dalam departemen fungsional
Kelemahan Fungsional
·
Komunikasi lintas
departemen fungsional yang buruk
· Tanggapan lambat
yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
·
Keputusan terkonsentrasi
pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
2) Divisional
Departemen
dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
Keunggulan Divisional:
·
Cepat tanggap,
fleksibelitas pada lingkungan yang tidak stabil
·
Memperhatikan kebutuhan
konsumen
·
Koordinasi yang
luar biasa lintas departemen fungsional
Kelemahan Divisional:
·
Duplikasi sumber
daya lintas divisi
·
Kurang pendalaman
teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
·
Koordinasi yang
buruk lintas divisi
3)
Matriks
Rantai
komando divisional dan fungsional diimplementasikan secara simultan dan
membebani satu sama lainnya dalam departemen yang sama. Terdapat dua rantai
komando, dan beberapa karyawan memberikan laporan pada dua bos.
Keunggulan
Matriks:
·
Penggunaan
sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
·
Fleksibelitas
dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
·
Pengembangan
keterampilan manajemen umum dan spesialis
Kelemahan
Matriks:
·
Frustasi
dan kebingungan dari rantai komando ganda
·
Konflik
tinggi antara dua sisi matriks
·
Banyak
pertemuan, lebih banyak diskusi dari pada tindakan
4)
Tim
Organisasi
membentuk serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan untuk
mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
Keunggulan
Tim:
·
Punya
beberapa keunggulan struktur fungsional
·
Mengurangi
hambatan antar departemen, meningkatkan kompromi
·
Mengurangi
waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat diambil
Kelemahan
Tim:
·
Loyalitas
ganda dan konflik
·
Waktu
dan sumberdaya lebih banyak untuk pertemuan
·
Desentralisasi
tidak terencana
Organisasi
menjadi suatu pusat yang kecil, terhubung secara elektronis dengan organisasi
lainnya yang melakukan fungsi-fungsi vital. Departemen bersifat independen dan
melayani kontrak dengan sentral untuk mendapatkan keuntungan.
Keunggulan
Jaringan:
·
Daya
saing global
·
Fleksibelitas
tenaga kerja/tantangan
·
Mengurangi
biaya administratif
Kelemahan
Jaringan:
·
Tidak
ada pengendalian langsung
·
Dapat
kehilangan bagian organisasi
·
Lemahnya
loyalitas karyawan
3. Deskripsi
dan Spesifikasi Tugas/Jabatan
Sebuah deskripsi jabatan merupakan
satu pernyataan tertulis tentang apa yang sesungguhnya dilakukan pemegang
jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam kondisi apakah pekerjaan itu
dijalankan.
Deskripsi jabatan bukan sekedar
menjelaskan tentang suatu jabatan, akan tetapi juga menjelaskan lebih lanjut
tentang tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan sebagainya. Dengan demikian
diharapkan setiap karyawan/pegawai yang memangku jabatan tersebut akan memahami
batas-batas antara lain dari tugas-tugas, tanggung jawab serta wewenangnya. Hal
ini tentu untuk menghindari terjadinya overlapping antara jabatan yang satu
dengan jabatan yang lainnya.
Agar deskripsi jabatan yang dibuat
dapat merupakan landasan atau pedoman pelaksanaan tugas secara efektif dan
efisien, maka deskripsi jabatan yang dibuat haruslah sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi penetapan tugas-tugas antara jabatan yang satu dengan jabatan
yang lain dapat menimbulkan kesimpangsiuran atau overlapping. Oleh karena itu,
maka penyusunan deskripsi jabatan untuk suatu jabatan tertentu tidak lepas dari
format standar yang harus dipenuhi.
Walaupun tidak terdpat format standar
yang baku dan berlaku untuk semua organisasi, namun secara umum deskripsi
jabatan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi jabatan; memuat
informasi-informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, tanggal analisis,
penyusun, dan dalam departemen apa.
b. Ringkasan jabatan; menggambarkan
sifat umum dari jabatan, yaitu berupa fungsi dan kegiatan utamanya.
c. Hubungan, tanggung jawab, dan
kewajiban; memperlihatkan hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian
lain, baik di dalam organisasi maupun luar organisasi.
d. Wewenang dari pemegang jabatan;
menentukan batas-batas wewenang pemegang jabatan, termasuk wewenang pengambilan
keputuas dan batas-batas penganggarannya.
e. Standar kinerja; menetapkan
standar-standar yang diharapkan bisa dicapai oleh karyawan pada masing-masing
tugas dan tanggung jawab dari deskripsi jabatan.
f.
Kondisi
kerja; merangkum kondisi kerja umum yang tercakup pada jabatan.
Spesifikasi jabatan menunjukkan siapa
yang melakukan pekerjaan itu dan factor-faktor manusia yang diisyaratkan
(Handoko:1996). Di dalam spesifikasi jabatan ditentukan kemampuan dan bakat dasar
yang harus dimiliki untuk menjalankan pekerjaan. Pada umumnya spesifikasi
jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas yang diikuti oleh kualifikasi definitive
yang dibutuhkan dari calon yang memangku jabatan itu. Misalnya tingkat
pendidikan, keadaan fisik, pengetahuan dan kecakapan, status, jenis kelamin,
umur, pengalaman, dan karakter.
4. Sistem
Penggajian
Masalah Gaji/Pendapatan/Imbalan Kerja
bagi Karyawan merupakan hal yang sensitif dan berpengaruh langsung pada
produktivitas kerja individu. Bagi Perusahaan, sistem gaji yang telah ada bukan
semata-mata hanya untuk memenuhi Peraturan Pemerintah dalam kaitannya dengan
Upah Minimum Regional (UMR), tetapi yang lebih penting lagi yaitu untuk
menciptakan “keseimbangan/ fairnesses” antara apa yang diberikan Karyawan pada
Perusahaan diimbangi oleh apa yang diberikan Perusahaan untuk Karyawannya.
Hal ini tampaknya sederhana, tetapi
dalam prakteknya sangatlah sulit, terlebih lagi bila Perusahaan belum memiliki
Sistem Gaji yang mengacu pada “obyektivitas” beban kerja (work load) bagi para
karyawannya. Apabila Perusahaan telah memiliki Sistem Gaji melalui pendekatan
metode tertentu yang bersifat kwantitatif, akan sangat membantu bagi
peyelenggaraan pemeliharaan SDM.
Namun pada kenyataannya banyak metode
kwantitatif yang ditawarkan dan setelah diterapkan tetap menimbulkan masalah
bagi Perusahaan. Hal ini biasanya timbul karena metode tersebut kurang sesuai
dengan karakteristika lingkungan Perusahaan yang ada di Indonesia dimana
faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kerja dan pengakuan terhadap
pengalaman kurang dipertimbangkan. Selain itu aspek perlindungan dan
kesejahteraan seperti pemberian asuransi, program pensiun yang umumnya
diberikan Perusahaan dan dikelola oleh Instansi lain, memiliki kaidah-kaidah yang
telah diatur oleh Perundangan Ketenagakerjaan tetapi tidak selaras dengan
sistem gaji yang dianut oleh Perusahaan.
Untuk itu adalah sangat bermanfaat
bila Perusahaan menerapkan Sistem Gaji yang komprehensif, baik dari sisi aturan
Pemerintah maupun untuk menciptakan kepastian dan kewajaran/fairnesses bagi
Karyawannya serta setara untuk jenis dan skala Perusahaan yang serupa.
Sistem Gaji dengan pendekatan
“kwantitatif” pada umumnya akan lebih mudah diterima dan difahami bagi setiap
pekerjaan memiliki nilai/skor sebagai hasil pembobotan. Skor tersebut akan
mencerminkan beban kerja bagi individu yang memangku pekerjaan tersebut.
Manfaat system penggajian:
Manfaat Umum: Kemanfaatan
sistem penggajian pada umumnya merupakan gabungan antara Tujuan Manajemen
Perusahaan dan harapan para Karyawan seperti antara lain :
·
Sebagai
daya tarik bagi tenaga kerja yang diperlukan oleh Perusahaan.
·
Memelihara
keberadaan Karyawan untuk tetap bergabung dengan Perusahaan.
·
Merupakan
“imbalan/kompensasi” yang setimpal atas prestasi yang telah diberikan Karyawan.
·
Mencerminkan
adanya keadilan yang mendasari perhitungan pembayaran imbalan untuk setiap
pekerjaan sesuai dengan perbedaan masing-masing kontribusinya pada Perusahaan.
·
Tidak
bertentangan dengan peraturan Pemerintah.
·
Tidak
melebihi kemampuan keuangan Perusahaan, tetapi juga cukup atraktif bagi
perusahaan sejenis
Manfaat Khusus : Dengan sistem penggajian yang mendasarkan diri pada “beban kerja” (work
load) dan dilakukan pembobotan secara kwantitatif, maka akan diperoleh manfaat
antara lain :
·
Terukur
bagi setiap pekerjaan; karena masing-masing memiliki nilai/skor yang ditentukan
atau disepakati secara bersama-sama.
·
Mudah
dilakukan penyesuaian terhadap keadaan/perkembangan ekonomi terutama atas
terjadinya laju inflasi tahunan.
·
Fair;
karena sebanding dengan karya individu yang disumbangkan untuk tempat kerjanya.
Komentar:
Pengembangan sumber daya manusia
dibutuhkan untuk kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan agar dapat
berkembang secara lebih dinamis. Para karyawan bukanlah mesin yang bisa selalu
ditekan tenaganya, sebaiknya pihak perusahaan mempunyai strategi tentang
bagaimanakah langkah yang harus diambil untuk memberikan kesempatan agar sumber
daya manusia yang ada bisa berkembang lebih baik.
Perusahaan yang
akan sukses adalah perusahaan yang mengerti bagaimana pentingnya dan apa
upaya-upaya yang harus diwujudkan untuk melaksanakan strategi pengembangan SDM
tersebut. Hubungan seorang karyawan dan pimpinan bukan hanya terikat atas
hubungan kerja, namun keduanya juga harus saling berinteraksi, maka strategi
pengembangan SDM merupakan bentuk apresiasi seorang pimpinan terhadap karyawan
dalam aspek humanis.
Sumber:
achsan.staff.gunadarma.ac.id/.../4_Aspek-SDM-dan-Organisasi1
achsan.staff.gunadarma.ac.id/.../4_Aspek-SDM-dan-Organisasi2